Liputan Sosial Masyarakat

Haul Kyai Rois ke 102, Gus Muhdlor: Warga Desa Punggul Gedangan Tidak Melupakan Jasa Ulama

SIDOARJO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR

Pembangunan komplek makam Kyai Rois sesepuh sekaligus ulama yang dilakukan Warga Dusun Ngudi Desa Punggul Kecamatan Gedangan sebagai bentuk hormat dan takdzimnya warga terhadap jasa leluhurnya. Setiap tahun mereka menggelar peringatan haul mbah yai Rois. Makamnya berada di komplek makam Islam Desa Punggul.

Tahun 2023 merupakan peringatan haul yang ke 102 mbah Yai Rois. Kecintaan warga Punggul terhadap mbah Yai Rois tidak dapat dipungkiri. Kemarin warga Desa Punggul juga baru saja rampung merenovasi makam ulama tersebut. Dibangun lebih baik agar peziarah dapat nyaman berdoa.

Renovasi makam Mbah Yai Rois telah selesai dikerjakan. Makam tersebut sangat spesial bagi warga. Oleh karenanya warga Desa Punggul mengundang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali untuk meresmikan sekaligus memperingati haul Kyai Rois ke 102, Minggu sore kemarin, (25/6). Sholawat Ishari didatangkan untuk menyambut bupati. Sebelumnya istiqosah digelar dimakam tersebut. Lantunan doa dipanjatkan ratusan warga Desa Punggul bagi sesepuh desanya. Mereka juga mendoakan keberkahan bagi desanya. Dan juga kesejahteraan bagi warganya.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor bangga dengan apa yang dilakukan warga Desa Punggul. Mereka tidak lupa jasa ulama sekaligus sesepuh desanya. Rasa hormat warga desa terhadap orang yang berjasa membangun desanya ditampakan hari ini. Dengan suka hati mereka mempercantik makam mbah Yai Rois. Menurutnya hal ini menjadi ciri desa yang kuat. Desa dengan masyarakat yang selalu ingat akan sejarah yang torehkan pendahulunya.

“Haul seperti ini menjadi bukti kecintaan warga Desa Punggul terhadap orang yang telah berjasa bagi desanya,”ucapnya.

Menurut bupati Gus Muhdlor, Mbah Yai Rois menjadi salah satu ulama bagi kemajuan Islam di Kabupaten Sidoarjo. Dikatakannya, Kabupaten Sidoarjo pernah menjadi salah satu pusat peradaban Islam di nusantara. Itu 200 tahun yang lalu. Keberadaan dua Pondok Pesantren/Ponpes di Kecamatan Buduran menjadi buktinya. Ponpes Sono di Desa Sidokerto dan Ponpes Al-Hamdaniyyah Desa Siwalanpanji. Meski saat ini yang masih berdiri Ponpes Al-Hamdaniyyah Desa Siwalanpanji. Dari literatur menyebutkan kyai-kyai besar pernah menimbah ilmu disana. Salah satunya pendiri NU Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari.

“Saya sangat percaya ditahun-tahun itu Kabupaten Sidoarjo pernah menjadi pusat perkembangan Islam, antara pertengahan tahun 1800 dan awal tahun 1900, semua kyai-kyai besar yang akan mondok di Bangkalan pasti mondok terlebih dahulu di dua pondok di Sidoarjo, satu di Siwalanpanji dan satu lagi di Sono,”ucapnya.

Gus Muhdlor berharap kejayaan Kabupaten Sidoarjo sebagai pusat pendidikan Islam dapat kembali sandang. Ia yakin hal itu dapat terwujud. Pasalnya ulama seperti mbah Yai Rois telah banyak melahirkan penerusnya. Ibarat kata, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hal ini menjadi modal memajukan kembali kejayaan peradaban Islam di Kabupaten Sidoarjo.

“Tidak mungkin ibu kita melahirkan anak yang salah, tidak mungkin juga mbah-mbah kita melahirkan cucu-cucu yang salah, ini yang harus menjadi semangat bersama, kalau mbah Yai Rois dulu bisa mengembangkan dakwah Islam sekuat hasilnya sekarang ini, kita harus dapat melanjutkan jasa-jasa beliau,” ucap Gus Muhdlor. (Git/Sulton

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top