BOJONEGORO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Upaya penanganan bencana saat ini mengalami perubahan,yaitu dengan partisipasih masyarakat dalam penanggulangan bencana.
Masyarakat juga ikut berperan aktif dalam penanggulangan bencana ini.jadi masyarakat bukan hanya menjadi korban
tau objek dari bencana namun juga menjadi pelaku atau relawan penanggulangan bencana.
Metode yang tepat dalam penanganan bencana sekarang ini adalah kesuap siagaan bencana berbasis masyarakat.
Program yang berbasis masyarakat itulah yg akan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk slalu siaga di dalam diri sendiri dalam mencegah dan mengurangi dampak dan resiko bencana yg akan terjadi sewaktu waktu.
BPBD (badan penanggulangan bencana daerah ) bojonegoro,menjadikan masyarakat sebagai pihak yg terkena dampak bencana.maka dari itu dampak bencana harus di berdayakan dgan pengetahuan dan ketrampilan yg memadai.sehingga mampu melakukan upaya penanganan dampak bencana dan pengurangan resiko.
Program ini diterapkan di daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, gempa bumi, gunung meletus, gelombang pasang/tsunami dan dimana masyarakatnya mudah bekerjasama (bergotong royong) untuk melaksanakan upaya mitigasi atau pengurangan resiko. bermanfaat bagi masyarakat yang paling rentan yang secara langsung terancam kondisi kesehatan, kehidupan ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyrakat daerah rawan bencana terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten bojonegoro. seperti halnya yang dilakukan pada hari Rabu 26 febuary 2020.
BPBD bersama babinsa dan juga pihak tetkaid memberikan penggarahan kepada satuan limas mojo kampung kabupaten bojonegoro supaya slalu waspada dan siap siaga setiap saat
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan satlimas dalam merespon dan memitigasi dampak / risiko bencana serta meningkatnya taraf kehidupan dan ekonomi masyarakat.
Dengan konsep, bahwa risiko bencana selalu ada dan tinggi dengan adanya bahaya dan kerentanan di masyarakat, maka risiko dapat dikurangi dengan peningkatan kapasitas yang ada di masyarakat pula.
Maka upaya pengurangan risiko bencana adalah dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan satuan limas di Kabupaten Bojonegoro.(zulk)
