LAMPUNG – PERSBHAYANGKARA.ID
Senin 21/10/2019
Jawaban perlakuan yang tidak baik dialami kepala pewakilan pers bhayangkara Lampung, perlakuan tersebut dilontarkan oleh seorang kepala desa gunung raya, kecamatan marga sekampung, kabupaten lampung, bernama Saleh Efendi tidak menghargai awak media ketika dikonfirmasi melalui Messenger fb kepala desa gunung raya menjawab dengan bahasa kotor, padahal seorang pemimpin harus mempunyai modal itikad baik dalam sopan santun dan kewibawaan yang tinggi.
Wartawan media pers bhayangkara biro lampung, kecewa terhadap jawaban arogansinya, karena memberi jawaban tidak layak untuk di baca dengan kata berbahasa lampung AGO MIRALKEN JERABUK PUTIH.
“Itu yang di ucapkan kepala desa kepada biro lampung melalui Messenger fbnya, dalam arti bahasa tersebut,” kalau mau berita ini rambut bawah putih ada, ketika pers bhayangkara bertanya melalui messenger apa yang perlu untuk di publikasikan tentang visi dan misi, selanjutnya belum sampai bertanya kearah sana, sudah dijawab dengan jawaban tidak pantas, wartawan pers bhayangkara karena mendegar info bahwa saleh Efendi mencalonkan lagi untuk Pilkades bulan November , sebab tanggal 1 November kades sudah cuti, tanggal 20 November Pilkades akan dilaksanakan kembali, sebab itulah media pers bhayangkara bertanya di messenger fb kepada kepala desa berita apa yang perlu akan dirilis, wartawan pers bhayangkara merasa dilecehkan dengan jawaban tersebut.
Perwakilan pers bhayangkara akan segera melaporkan atas perbuatan tidak menyenangkan terhadap awak media, tidak bisa terima dengan bahasa yang di lontarkan nya, padahal cuma mau minta berita untuk di publikasikan siapa tau ada berita yang hendak di muat di media kami” tapi, jawaban Saleh Efendi tidak beretika baik dan nyeleneh.
Harun wartawan pers bhayangkara ia mengatakan” selama saya menjadi wartawan baru kali ini saya menerima ucapan jawaban dari kepala desa yang tidak di ucapkan dari seorang pemimpin”
“Kami khawatir kepala desa seperti itu, apakah benar bisa memimpin desa gunung raya? karena menurut saya kepala desa yang etikanya seperti itu bukan sosok pemimpin yang bisa di jadikan panutan di desa gunung raya, karena berbahasapun tidak benar seperti orang tidak berpendidikan” tegas Harun.
Pers bhayangkara terus menelusuri desa gunung raya hendak mengetahui pelayanan di kantor desa untuk warga seperti apa sebenarnya, ketika konfirmasi ke salah satu warga desa gunung raya mengatakan sangat sulit warga untuk menemui kepala desa, apa lagi dari media, jadi menurut saya kepala desa terpelajar tidak seperti ini harus di sikapi dengan serius tentang etika bersosial.
Sebagai kepala desa, seharusnya memberi contoh yang baik bukan yang arogan dan ngawur. (HARUN)