Kronik polri

37 Orang Memperebutkan Piala Kapolres Malang Dalam Lomba Pidato Kebangsaan

MALANG – persbhayangkara.id JAWA TIMUR

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2019, NU Kabupaten Malang menggelar “Lomba Pidato Kebangsaan” bertempat di Ponpes Al Fuqoha Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang pada hari Minggu, 20 Oktober 2019, diikuti 37 orang peserta lomba dan rencananya pembagian hadiah akan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2019 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen – Malang, memperebutkan Piala Kapolres Malang.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh KH.Ishak Goni (Pengasuh Ponpes Al Foquha), Kompol Anggun Deddy, S.I.K., M.I.K (Waka Polres Malang), KH.FADHOL HIJAH (Rois Suriah PCNU Malang), AKP.SYAHRAKU (Kapolsek Wajak), Harry Krispriyanto (Camat Pagak), Pelda Sholehudin (Mewakili Danramil Pagak), Gus Ulul Bashoir (Pengurus Ponpes Al Foquha), Gus Hanim Hudori (Direktur Aswaja Center), Hj.Ila Husna (Kades Pagak), Pengurus Fatayat NU Pagak, Pengurus Muslimat NU Pagak, Anggota PMII Malang, Anggota Aswaja Center Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ustadz Ulul Bashoir (Pengurus Ponpes Al Foquha) menyampaikan Terima kasih kepada Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, S.H., S.I.K., M.Si yang sangat peduli dan mendukung terselenggaranya acara ini, sebagai wujud peduli kepada generasi muda untuk selalu mengingat penggiat pejuang dan para guru dalam meraih merah putih.

Sementara itu KH.FADHOL HIJAH (Rois Suriah PCNU Malang) juga mengungkapkan Terima kasih kepada Aswaja Center Malang yang telah ikut andil mengadakan acara ini dan terima kasih kepada Polres Malang yang selalu mensupport setiap kegiatan yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama.
“Aswaja Center yang sudah menjadi ahli sunna waljamaah merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama yang ikut berjuang dalam membangun negeri ini, dan tentunya ini menjadi modal utama kita sebagai warga NU untuk terus bersama -sama berjuang menjaga kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

“Dengan adanya Pidato Kebangsaan ini tentunya sangat bagus bagi para generasi muda untuk terus mengingat perjuangan para pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan ini yang didalamnya tentu ada guru – guru kita ulama Nadhlatul Ulama. Dengan telah di sahkan UU tentang Pesantren maka ini sangat membantu kita sebagai orang pesantren dalam mengembangkan diri serta memberikan kepastian dalam pendidikan kepesantrenan maka kita semua wajib mensyukurinya,” ungkapnya.

Dalam sambutannya Kompol Anggun Deddy, S.I.K.,M.I.K (Waka Polres Malang) menyampaikan permohonan maaf karena Kapolres tidak bisa hadir, sehubungan ada kegiatan di Bromo bersama Kapolda Jatim dan menitipkan salam buat para ulama dan tamu undangan.
“Indonesia Negara besar yang sangat majemuk dengan keaneka ragaman suku dan bahasa didalamnya tentunya ini menjadi hal penting bagi kita semua untuk harus menjaganya dlm bingkai kebhinekaan. Banyak sekarang karena perbedaan pandangan politik saudara kita disana sampai bermusuhan dan ini sangat tidak baik buat kehidupan bersosial dan hari ini tentunya perbedaan itu harus selesai dengan telah dilantiknya Presiden terpilih dan masyarakat berkewajiban untuk mendukung penuh semua program pemerintah. Terkait dengan maraknya aksi teror akhir – akhir ini bagaimana caranya kita menangkal terorisme dan paham radikalisme ini tentunya hrs dengan kewaspadaan diri setiap orang dan mewajibkan setiap tamu atau orang baru yang ada di daerahnya hrs melapor kepihak Desa setempat,” jelasnya.

“Kejadian yang menimpa Menkopolhukam merupakan cara modus baru teroris dalam melakukan aksinya dan ini harus diwaspadai terutama setiap ada orang baru yang mencurigakan dan harus dilaporkan kepada pihak aparat setempat,” imbuhnya.

Ngaji Kebangsaan (Gus Hanim Hudori (Direktur Aswaja Center Malang) menyampaikan bahwa Ngaji kebangsaan itu artinya mempelajari ilmu dari ulama dan mengambil Bab kebangsaan ini yang disebut perpaduan dan keseimbangan antara pelajaran agama dan Kebangsaan.
” Pemerintahan dalam hal ini diwakili Polres Malang dan ulama itu ibarat dulur kembar dengan Polres karena kewajibanya sebagai perwakilan Negara selalu mendukung bahkan ikut dalam kegiatan keagamaan yang tentunya sangat bersinergi dengan ulama dalam membuat umat pintar dalam hal keagamaan dan kenegaraan. Ajaran islam tidak mengajarkan kekerasan dan paham Radikal dalam menjalankan agamanya maka jika ada orang diluar sana selalu menganut paham kekerasan maka itu bukan orang islam yang sesungguhnya,” paparnya. (BAS)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top