JAKARTA – persbhayangkara.id DKI 5/10/2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar bos-bos badan usaha milik negara (BUMN) yang terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dijadikan pelajaran agar kejadian serupa tak terulang.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan masyarakat pasti akan bersatu untuk menghadapi masalah korupsi.
“Saya rasa kita semua semestinya belajar dari situasi itu. Masyarakat kan betul-betul kalau masalah korupsi itu bersatu,” kata dia di Kompleks Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (4/10/2019).
BUMN, kata Sri Mulyani, adalah kekayaan negara yang dipisahkan. Untuk itu, integritas merupakan suatu elemen yang luar biasa penting dalam mengelola aset dan keuangan negara yang sangat besar.
Dengan bertambahnya volume APBN dan meningkatnya aktivitas BUMN, dia berharap integritas seluruh profesional yang mengelolanya juga makin meningkat, bukan malah semakin tergoda.
“Profesional yang mengelolanya juga makin meningkatkan integritasnya, bukannya makin tergoda ya terhadap apa yang mereka lihat sebagai suatu aset atau kekayaan atau keuangan, itu bukan (milik) kita, itu adalah uang rakyat yang harus kita kelola,” jelasnya.
BUMN menurutnya harus terus memperkuat pertama kontrol di internal. Dengan begitu, setiap kali ada sinyal korupsi akan terdeteksi di dalam sistem. Dia juga meminta BUMN makin memperkuat tata kelolanya.
“Oleh karena itu, internal control memang harus disiapkan, corporate governance yang berdasarkan pada asas-asas transparansi, akuntabilitas, check and balance itu harusnya betul-betul ditingkatkan,” tuturnya
Sebelumnya Sri Mulyani menyebut bos-bos BUMN yang korupsi sebagai pengkhianat. Pasalnya mereka yang sudah bekerja dengan baik akan dipandang negatif juga.
“Ini kan merupakan suatu reputasi yang berat. Buat mereka yang jujur, mereka yang komit, itu merupakan sesuatu pengkhianat,” kata dia di Kompleks Kementerian Keuangan. (Ro-si Red)