PEKANBARU – persbhayangkara.id RIAU
Ribuan Unit Truk Over Dimensi Over Loading (Odol) di Riau sudah diberi peringatan keras oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IV Riau Kepri.
Truk hasil modifikasi dengan menambah panjang dan muatan oleh perusahaan besar dan menengah yang beroperasi di Riau berdampak rusaknya jalan di Riau.
“Kita sudah beri peringatan keras kepada perusahaan. Kita minta peringatan ini segera diindahkan,” kata BPTD Riau Kepri, Ajie Panatagama, Senin (9/9/19).
Adjie mengungkapkan dalam waktu dekat pihaknya akan kembali turun ke perusahaan – perusahaan besar yang ada di Riau untuk melakukan normaliasi terhadap truk Odol yang masih dioperasikan oleh perusahaan besar di Riau.
Pihaknya akan melakukan pendaftaran normalisasi terhadap truk odol yang ada dimasing – masing perusahaan.
Normalisasi truk odol dilakukan dengan melakukan melalui unit pengujian, unit timbangan dan unit – unit yang ada dibawah naungan kementrian perhubungan.
“Kita berharap target zero Odol 2021 bisa kita kejar karena kalau berdasarkan data statistik masih banyak truk odol yang beroperasi di Riau,” ungkapnya.
Adjie juga mengungkapkan, jumlah truk odol di Riau yang belum dilakukan normaliasi mencapai 70 ribu unit truk odol yang harus dilakukan normalisasi.
Dengan jumlah bengkel Karoseri yang bisa melakukan pemotongan dan normalisasi truk odol memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menormalisasi 70 ribu unit truk odol di Riau.
“Ini pekerjaan rumah yang sangat berat buat kami, dan kami akan bekerja keras untuk mencapai target zero odol 2021,” sebutnya.
Sementara dari ribuan truk Odol yang sudah dipotong secara sukarela oleh perusahaan baru 216 truk.
Truk Odol yang beroperasi di Riau sudah dilakukan pemotongan sendiri oleh pemiliknya setelah mendapat peringatan keras dari Pemotongan terhadap truk Odol ini merupakan program normaliasi yang dilakukan oleh BPTD dalam menekan angka Odol di Riau.
“Program normaliasi ini akan terus berlanjut,” ujar Ajie. ***(mirza/mcr)