PEKANBARU – persbhayangkara.id RIAU
Kapolda Riau, Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo MM resmi memecat enam personilnya karena berbagai kesalahan, dalam upacara Pemberhentian Dengan Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Upacara PTDH dilaksanakan di halaman apel Utama Markas Komando Polda Riau Jalan Sudirman No 235 Kota pekanbaru pada Senin (19/08/2019).
Kapolda Riau yang telah resmi memberhentikan enam personilnya, mayoritas karena terlibat sebagai pengguna narkoba berjenis Shabu, selain itu diantaranya karena tidak masuk dinas lebih dari tiga puluh hari berturut turut.
Adapun yang hari ini dipecat dari dinas keanggotaan Polri yaitu :
- Putra Budi Rahman, mantan personil Res Narkoba Polda Riau.
- Harpin, mantan personil Yanma SPN Pekanbaru.
- Carli Togu Suprianto, mantan personil Sat Narkoba Polres Dumai.
- Yoga Sakti Munandar, mantan personil Polres Indragiri Hilir.
- Akhmad Khusaeri, mantan personil Brimob Polda Riau.
- Ilham Suardi mantan personil Sabhara Polres Pelelawan.
Dalam hal ini, nama – nama mantan personil Polri tersebut telah dilakukan Pengukuhan PTDH sesuai Skep PTDH sejak bulan November 2018 yang lalu.
Dalam Amanat Kapolda Riau mengatakan kejadian ini menjadi koreksi untuk kita semua agar semua personil lebih awas dan berhati – hati agar tidak terjerumus dalam tindak/laku yang bisa merugikan institusi Polri.
“Merugikan diri sendiri yang pada akhirnya merugikan keluarga kita sehingga harus di PTDH.” tegas Kapolda Riau.
Yang di PTDH ini, menurut Kapolda, sesungguhnya sudah diingatkan berkali kali dan sudah melewati jalur sidang.
Namun tidak ada itikad baik untuk berubah maka kapolda menyampaikan lebih baik berada diluar institusi Polri.
Kapolda mempersilahkan yang bersangkutan untuk berkarier di luar Polri.
Dikatakan Kapolda bahwa pimpinan lebih baik membina yang sudah ada dan baik perilakunya.
“Bagi Polri junior yang baru saja dilantik agar menjaga diri, karena sangat rentan dengan godaan. Yang muda yang sering terpengaruh akibat Gadget dan lepas kendali, akhirnya terjerumus.” urai Kapolda.
Dilanjutkan oleh Kapolda bahwa Polda Riau masuk dalam 5 besar propinsi dengan penyalahgunaan Narkoba tertinggi.
“Karena itu Kita harus ingat bahwa keluarga sangat mengharapkan kita. Jangan mengecewakan keluarga. Apapun jenjang Pendidikan saat masuk Polri, semua adalah yang terpilih dengan predikat terbaik. Mengalahkan pesaing lain, jangan hanya pengaruh narkoba lalu terjerumus dan harus terlempar dari organisasi Polri yang sudah dimasuki dengan kegemilangan.” Pesan Kapolda.
Mari pupuk kerjasama dan berkolaborasi dalam team kerja masing – masing karena tidak ada keberhasilan tugas dicapai Polri karena bekerja sendiri.
Untuk itu Kapolda juga memerintahkan kepada satker – satker tertentu untuk melaksanakan tes urine secara rutin.
Kapolda berharap upacara PTDH ini hanya terjadi sekali ini saja.
Namun jika ada yang membandel tentu saja langkah PTDH akan ditempuh pimpinan untuk membela organisasi Polri secara keseluruhan, kata Widodo sambil menutup amanatnya. ***(mirza/tbn)