TRENGGALEK – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Ratusan warga Desa Sengon dan Desa Sumurup Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek mengadakan aksi damai ke Pemerintah di depan Pengadilan Negeri Trenggalek, menuntut harga tanah kepada Tim Appresial.
Harga tanah yang ditawarkan ke masyarakat dikisaran harga 150 ribu per meternya oleh tim apresial, untuk proyek pembangunan bendungan Bagong.
“Kami mintanya harga tanah 1,5 juta per meter. Kalau harga 150 ribu per meter bisa buat beli apa,” kata Slamet, warga RT 13 RW 07 Dusun Winong Desa Sumurup Kecamatan Bendungan.
Mereka kecewa karena Pemkab Trenggalek terkesan melepaskan tanggung jawabnya terkait harga tanah yang ditawar oleh tim appresial.
“Kami tidak kecewa tanah kami untuk proyek pembangunan bendungan Bagong. Kami ikhlaskan, hanya saja harga tanah dihargai dengan sangat rendah.”
Ini kali ketiga warga melakukan aksi protes kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Kali pertama warga mengadakan unjuk rasa di depan Kantor Badan Pertanahan Nasional/Agraria Tata Ruang (BPN/ATR), Selasa (8/9/2020).
Sehari setelahnya, warga kembali mengadukan nasibnya ke wakil rakyat di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Trenggalek, Rabu (9/9/2020).
Berlanjut ke Pengadilan Negeri (PN) Trenggalek, Senin (28/9/2020).
“Hari ini, kami melanjutkan sidang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi, yang sebelumnya telah dilakukan sidang beragendakan pembacaan tuntutan,” ucap Haris Yudianto, kuasa hukum warga.
Warga kecewa terhadap Pemerintah dan bertekad akan mempertahankan tanahnya, hingga tuntutan warga dikabulkan pihak tim appresial selaku pihak yang ditunjuk oleh Pemkab Trenggalek.
“Kami akan terus melanjutkan aksi ini, sampai tuntutan kami tentang harga tanah terpenuhi, yaitu 1,5 juta per meter.”
Kini proses pembangunan bendungan Bagong yang rencananya menelan biaya Rp 1,6 Triliun tersebut, dan bersumber dari APBN, serta ditangani Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Tulungagung, masih terkatung-katung. Sejak ditinggalkan Bupati Emil Dardak yang menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur.
(budi)
