PASURUAN – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
SPDN atau Solar Packed Dealer Nelayan merupakan tempat pembelian BBM (Solar) dengan harga subsidi. Pembangunan SPDN bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi para nelayan dalam membutuhkan BBM dengan harga lebih murah sehingga produktivitas dan pendapatan para nelayan meningkat.
Penyediaan BBM yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun harga, sangat di butuhkan agar nelayan dapat menggunakan BBM sesuai kebutuhan operasionalnya. Suatu tempat usaha SPDN dikatakan baik apabila mampu memberikan layanan yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen dan keberhasilan layanan pengguna SPDN tercermin dari kepuasan konsumen.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah SPDN saat ini 320 unit, padahal jumlah pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia mencapai 896 pelabuhan. Belum lagi kebutuhan nelayan berbasis desa yang tidak memiliki pelabuhan namun memiliki penduduk yang berprofesi sebagai nelayan dan memiliki banyak armada kapal.
Banyaknya permintaan solar oleh nelayan yang tak berimbang dengan jumlah SPDN menyebabkan kelengkaan solar pada beberapa lokasi. Hal ini yang menginisiasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Perikanan Tangkap untuk memverifikasi SPDN yang telah mangkrak sebagai langkah awal proses aktivasi operasional SPDN.
Pada hari Kamis (20/5), DKP Provinsi Jatim melalui Seksi Kepelabuhanan Perikanan melakukan proses verifikasi awal rencana aktivasi SPDN di Desa Mlaten Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.
Permintaan solar yang tinggi dari nelayan Kabupaten Pasuruan yang berjumlah 7.800 nelayan yang terbagi di 4 Kecamatan berpesisir yakni : Lekok, Nguling, Kraton dan Rejoso. Agar terpenuhi kebutuhan nelayan, PT. Pertamina maupun PT. AKR perlu mengirim minimal 8.000 Liter per minggunya.
“Permintaan solar di wilayah Kabupaten Pasuruan ini sangat besar, karena teknologi nelayan yang semakin maju, kapal yang semakin besar dan intensitas melaut yang semakin sering, melihat sudah mulai masuknya musim ikan”, ujar Suhadi selaku ketua KUD. Mandiri pengelola SPDN Nguling.
Mulai memasuki musim Timur dari bulan April hingga Oktober menjadi pertanda awal melaut bagi para nelayan, khusunya nelayan Pasuruan.
“Saya amat senang apabila proses verifikasi ini dapat ditindaklanjuti hingga aktivasi kembali SPDN ini sehingga nelayan di Kabupaten Pasuruan ini tidak kesulitan mencari solar untuk kebutuhan melaut mereka”, pungkas Suhadi.
Pada dasarnya tugas penyediaan SPDN itu ada di tangan PT Pertamina (persero) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selama ini, nelayan membeli solar secara eceran dengan harga sangat mahal.(sulton)
