TUAL – persbhayangkara.id MALUKU
Bengkoang atau Pachyrhizus Erosus merupakan tanaman jenis polong-polongan yang umbinya kaya akan kandungan air. Serta mengangdung Vitamin C, B1, Mineral Ca, P, K dan inulin.
Kini, tanaman tersebut sudah mampu di budidayakan, dan dikembangkan pada Kabupaten yang berjuluk ‘KKT (Saumlaki)
Tanaman yang hanya bisa dipanen setahun sekali ini, ternyata dikembangan oleh salah satu petani yang berada pada Desa ‘Meyano Das, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
“jujur saya hanya belajar secara manual, dan lewat Face Book. Itulah saat dimana saya mulai mencobanya,”ungkap Surilus Ratuanik (63) saat dijumpai di kebun miliknya Senin'(22/03)
Ratuanik’ membenarkan bahwa, kebun yang ditanami bengkoang seluas 2 hektar itu adalah miliknya. Dan mulai dikerjakan sejak 2 tahun lalu.
“untuk mendapatkan 2 ton hasil, saya hanya membutuhkan dua (2) kg bibit, dan masa tanaman mencapai 8 sampai 9 bulan. Kalau saya tanamnya dibulan Januari atau Februari, wakti panenya berada pada bulan Oktober,”kata Ratuanik.
Sambungnya pula, bahwa yang menjadi kendala. Hanya terdapat pada transportasi. Karena setelah panen Dia bersama Istri harus membawanya ke Tual, untuk dipasarkan
“sengaja kami memilih Tual, sebagai alternatif penjualan barang, disamping harganya yang menurut saya masih dapat dipertahankan, juga ada berbagai kebutuhan yang bisa kami beli untuk di bawa pulang,”ucapnya
Lelaki paruh baya itu, juga bercerita kalau bisnis atau usaha yang ia jalani tersebut. Jauh dari kata cukup, bahkan sekali panen saja dirinya bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah.
Lanjutnya’ Ratuanik menjelaskan, perbedaan harga diantara Saumlaki (KKB) sedikit berbeda dengan Kota Tual
“mengenai harga di Tual, bisa mencapai ‘Rp. 15.000- 20.000, untuk tiap kilogramnya. Sedangkan untuk ‘Saumlaki hanya berkisar Rp. 12.000-15.000. Disamping itu daya beli di Kota Tual lebih besar dan kalau kami membawa dalam jumlah besar, tidak perlu kuatir lagi, karna di Tual sudah ada penadanya,”bebernya
Pria yang kerap disapa `Paman itu, kembali menambahkam, bahwa masih banyak kekurangan didalam melakukan bisnis ‘Bengkong itu. Dirinya berharap pemerintah ‘KKT ( Kabupten Kepulauan Tanimbar_Red) bisa lebih memperhatikan lagi nasib dari para petani ‘Bengkong kedepan.
“saya dan teman-teman petani, pada umumnya berharap kepada pemerintah. Agar bisa bersama-sama menghidupkan lagi sektor pertanian lewat penyediyaan modal, dan memberikan kesempatan kepada para pembeli untuk bisa datang langsung ke tempat kami, sehingga kami tidak lagi harus jauh-jauh mencari pembeli ke luar daerah,”harapnya.
Pantauan Persbhayangkara.id, selepas melakukan perjumpaan, dan wawancara singkat dengan ‘Ratuanik. Kemudian para awak mediapun kembali melakukan perjalanan menggunakan angkutan Mobil, dan kembali ke Saumlaki.
Publish by (Jhon)
