Liputan Lintas Nasional

Mochamad Nur Arifin Berbagi Pengalaman dengan Mahasiswa STKIP Trenggalek

TRENGGALEK – persbhayangkara.id JAWA TIMUR

“Kepemimpinan Di Era Millenial”

Diundang untuk memberikan kuliah umum di STKIP PGRI Trenggalek, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau Gus Ipin berbagi pengalaman selama menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Trenggalek, Selasa (11/2/2020).

Pebruari 2016, Gus Ipin dilantik menjadi Wakil Bupati Trenggalek mendampingi DR. Emil Elistianto Dardak, M.Sc sebagai seorang Bupati.

Menjadi Wakil Bupati tentunya Mochamad Nur Arifin bertugas sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di Kota Penghasil Tempe Kripik ini.

Angka kemiskinan daerah yang cukup tinggi dan berbagai masalah di lapangan, bantuan kemiskinan yang tidak tepat sasaran, menjadi konsen yang serius bagi Gus Ipin untuk bisa membuat terobosan.

Yang miskin tidak mendapatkan bantuan dan yang kaya justeru mendapatkan bantuan, hal ini tidak boleh terus berlanjut.

Menurutnya, ini bukan kesalahan data pusat, mungkin karena mutasi datanya yang terlalu lama, 3 (tiga) tahun, sehingga menyebabkan data dibawah tidak sesuai.

“Bisa saja masyarakat yang di data pada waktu itu miskin. Dan yang miskin ini, waktu pendataan itu masuk kategori mampu, dan sekarang miskin, karena mutasi kemiskinan itu bisa berlangsung cepat,” ujar Gus Ipin.

Makanya saat awal pemerintahannya, pemimpin muda ini menggagas pendataan kemiskinan ulang melalui musyawarah desa.

Diharapkan dengan hal tersebut, data kemiskinan bisa sesuai realita atau kenyataan di lapangan karena perangkat desa dan tetangga sendiri benar-benar tahu kondisi masyarakat disekitarnya dan ini dilakukan sampai sekarang.

Selain itu masyarakat yang mungkin mampu dan menerima bantuan kemiskinan mau mengembalikan bantuannya untuk saudara atau tetangga mereka yang lebih berhak.

Makanya Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek saat itu membuat gerakan yang dinamakan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan).

“Kenapa ini disebut dengan gerakan bukannya program, karena saya ingin menjadi platform atau bingkai bersama kegotongroyongan dari seluruh lapisan masyarakat. Kalau berbicara program, pastinya kita berpikir ada anggaran dan bagaimana menghabiskannya,” terang Bupati Trenggalek.

Lebih lanjut dan ingin penanganan kemiskinan ini lebih terstruktur, Gus Ipin membuat Posko GERTAK dan mengajak ASN di Kota Kripik Tempe ini untuk menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk berbagi dengan sesamanya, dengan mengawali dari dirinya sendiri atau pribadinya, sebagian penghasilannya disumbangkan ke BAZNAS.

Hal ini dilakukan oleh Mochamad Nur Arifin karena Pemerintah tidak mampu menganggarkan dan tidak punya cukup anggaran untuk itu.

“Misalnya warga miskin sakit di Rumah Sakit, atau rumahnya kebakaran, tidak mungkin kita anggarkan dahulu baru tahun depan kita alokasikan. Dengan hal ini, kita bisa mengintervensi hal tersebut melalui Posko GERTAK bersama BAZNAS setiap saat,” jelas Gus Ipin.

Ditambahkannya,”dulu masyarakat miskin mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desanya. Dan Kepala Desa tidak punya kemampuan untuk menolak pengajuan SKTM dari masyarakat, karena takut tidak dipilih kembali,” imbuhnya.

“Kita pernah menganggarkan Rp 12 miliar untuk SKTM ini, padahal itu banyak tidak tepat sasaran. Dengan adanya GERTAK, kita bisa menekan anggaran ini menjadi Rp 3 miliar saja,” lanjutnya.

Selain penanganan kemiskinan, Bupati Trenggalek ini ingin perekonomian Trenggalek menggeliat, ia membuat terobosan lelang investasi dengan harapan investasi masuk, lapangan pekerjaan terbuka, dan kemiskinan bisa di tekan.

Terbukti dengan kemudahan yang diberikan, target investasi masuk pada RJMD 2020 yang ditargetkan Rp 1 triliun terlampaui Rp 1,2 triliun di awal tahun 2020.

Selain itu sesuai data BPS (Biro Pusat Statistik) Trenggalek, angka pengangguran terbuka Kabupaten Trenggalek turun dari 4,17 menjadi 3,43.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga bercerita ikhtiarnya mengenai jargon MEROKET (Maju Ekonomi Rakyatnya, Orang atau Organisasinya Kreatif, dan Ekosistemnya Terjaga).

Ekonomi rakyat menjadi target utama Pemerintah Daerah, bukan hanya sekelompok orang ataupun hanya individu.

Tidak hanya membutuhkan orang pintar saja, namun juga harus kreatif untuk mengangkat nama dan perekonomian daerahnya, dan ekosistemnya harus terjaga untuk sesuatu yang diwariskan kepada generasi mendatang.

“Semua daerah pasti punya produk UMKM, dan bila semua masyarakat punya produk UMKM, bila semua daerah punya produk unggulan, satunya cara agar produk laku adalah mencari pembeli. Pembeli yang dimaksud adalah wisatawan,” ungkap Gus Ipin menjelaskan.

“Karena hanya wisatawan saja yang sangat realistis, karena memang datang bersenang-senang dan menghabiskan sebagian uangngya untuk mencari hiburan,” pungkas Mochamad Nur Arifin.

(budi)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top