TRENGGALEK – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyampaikan pidato awal jabatannya dalam Sidang Paripurna yang digelar DPRD Kabupaten Trenggalek, Kamis (6/3/2025). Dalam kesempatan tersebut, juga dibacakan pidato Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, oleh Asisten Perekonomian Sekdaprov Jatim, Joko Irianto.
Bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu memaparkan visi dan misi kepemimpinannya, termasuk rencana penyesuaian Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK). Ia menekankan pentingnya efisiensi anggaran, sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
“Efisiensi anggaran menjadi penekanan Pak Presiden. Pelaksanaannya harus ikhlas. Kalau ada penghematan, harus dari dua sisi: publik dan aparatur. Tapi kami pastikan, hak masyarakat yang sudah dianggarkan, seperti pembangunan jalan, tidak akan dikurangi,” ujar Bupati Arifin.
Penghematan Anggaran untuk Kepentingan Publik
Dalam upaya efisiensi, Mas Ipin dan Wakil Bupati bahkan memutuskan untuk tidak mengambil fasilitas kendaraan dinas baru dan mengurangi anggaran konsumsi rapat. Dari langkah-langkah ini, terkumpul penghematan hingga Rp 49 miliar, yang dialokasikan kembali untuk sektor pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, sisa anggaran Rp 14 miliar digunakan untuk membentuk Satgas Daya — Satuan Tugas dan Kelompok Swadaya yang fokus mengatasi jalan berlubang di Trenggalek.
“Satgas ini bertugas merespons cepat kondisi jalan berlubang agar masyarakat merasa lebih aman saat berkendara,” imbuhnya.
Dorongan Berbagi dan Empati untuk ASN
Terkait donasi dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Mas Ipin menyerahkan sepenuhnya pada niat dan keikhlasan masing-masing individu. Donasi bisa disalurkan melalui lembaga resmi seperti BAZNAS, baik dalam bentuk zakat maupun sedekah.
“Kalau zakat, digunakan untuk asnaf. Kalau sedekah, disalurkan kepada yang membutuhkan. Yang penting ikhlas dan sesuai kemampuan,” jelasnya.
Meski mendorong ASN untuk berbagi, Mas Ipin menegaskan bahwa pemerintah tetap berupaya memberikan remunerasi terbaik, agar para pegawai bisa melayani masyarakat secara optimal.
“Harapannya, kesejahteraan pegawai tetap terjaga tanpa harus ada pemotongan besar-besaran. Lebih baik sedekah dari hati, daripada harus ada koreksi drastis pada belanja pegawai,” pungkasnya.
Dengan pidato awal ini, Mas Ipin menegaskan komitmennya untuk memimpin Trenggalek secara transparan, berempati, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.
(Bud)
