MARABAHAN – persbayangkara.id KALIMANTAN SELATAN
Dengan adanya pengalihan arus transportasi di Jalan raya antar Propinsi yang didominasi kendaraan besar dari Benua Enam melewati Margasari _Marabahan, banyaknya pengendara yang melintas di jalur tersebut menyebabkan macet berkepanjangan dan harus Antrian.
Mengingat jalur tersebut hanya terdapat sisa ruas jalan sepanjang kurang lebih 3 km, sampai saat ini tepatnya di Desa Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh dalam Wilayah Barito Kuala Propinsi Kalimantan Selatan masih kurang dari kelayakan untuk pembangunan infrastrukturnya.
Tertinggal bahkan sudah bertahan – tahun dengan situasi infrastruktur seperti saat sekarang ini.
Dengan padatnya para pengguna jalan yang melintas baik pengendara roda dua maupun roda empat selalu mengeluh pada kondisi jalan, selainnya jalannya sempit dan rusak banyak mobil bermuatan terbalik di titik kordinat ini.
Karena jalan ini benar saja berstatus jalan nasional yang sanggup menampung berapapun volume tonase tapi jauh beda dengan sikon jalan Marabahan _Margasari yang sama dengan status jalan nasional lainnya.
Banyaknya kendaraan berat dengan daya Angkut sampai puluhan ton yang melintas dijalan Marabahan – Margasasari yang merupakan penyebab cepatnya kerusakan pada jalan aspal tersebut
Dengan Alasan jalan ini belum pernah teruji sehingga seperti mobil Dumptruck Fuso dan Tronton yang bermuatan hampir 20 Ton tentulah salah satu penyebab jalan ini menjadi rusak parah.
Hal ini dikatakan oleh Fahrin Nizar ST,MT salah seorang anggota Dewan Propinsi Kalimantan Selatan dari komisi III kepada awak media (persbhayangkara.id)
Dengan melihat situasi dan kondisi jalan yang nyaris seperti ini setiap hari “Saya atas nama Dewan cukup prihatin, untuk itu saya menghimbau: kepada para Exspedisi agar bisa mengurangi volume tonase muatannya dan kepada Pihak Balai Jalan Nasional segera tanggap untuk menyelesaikan di titik kordinat ruas jalan yang rusak parah ini tepatnya dalam wilayah Desa Gampa Asahi Rantau Badauh”. pungkas Fahrin nizar.(yuday)
Leave a Reply
