Foot Note/Kolom Opini

Sudah Berapa Biaya Lockdown 14 Hari?

SIDOARJO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR

Pemprov Jawa Timur memperpanjang PSBB III (ketiga), mulai 26 Mei – 9 Juni 2020. Pasalnya, pada implementasi PSBB I dan PSBB II, tidak terjadi tren menurun dalam penyebaran/penularan Covid-19. Malah sebaliknya, terjadi kenaikan tajam.

PSBB III di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik terungkap lewat nota dinas bernomor B/ND- 455/V/OPS.2/2020/Roops, perihal Pemberitahuan Perpanjangan PSBB dari Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombespol Muhammad Firman yang ditujukan kepada A2, B1, dan B2 Polda Jatim.

Nota dinas tertanggal 23 Mei 2020 itu menyatakan bahwa Pemprov Jatim akan memperpanjang pemberlakuan PSBB mulai 26 Mei 2020 – 9 Juni 2020. Disebutkan bahwa perpanjangan tersebut merujuk pada Keputusan Gubernur Jatim No. 188/202/KPTS/013/2020 tentang Penanganan Covid-19 di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.

Perpanjangan itu memiliki alasan kuat. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat Jatim sebagai provinsi dengan kasus terkonfirmasi tertinggi nasional dengan 466 kasus pada Sabtu (23/5).

Pada Kamis (21/5) Jawa Timur mencatat kasus positif bertambah 502 menjadi 2.998. Lonjakan ini tidak seperti angka kenaikan pada umumnnya. Ini karena banyak ditemukan kluster-kluster baru. Antara lain Desa Waru, Pasar Bojonegoro.

Kasus sembuh bertambah 16 menjadi 403, kasus meninggal bertambah 13 menjadi 241. Pada Rabu (20/5) Jawa Timur mencatat kasus positif tercatat 2496, naik 119 dari hari sebelumnya. Kasus sembuh 387 naik 12 dari data Selasa, sedangkan kasus meninggal bertambah 16 menjadi 228.

Pada Selasa (19/5), kasus positif di Jatim meningkat 81 menjadi 2.377, kasus sembuh meningkat 38 menjadi 375, kasus meninggal meningkat 13 menjadi 222.

Pada Senin (18/5), kasus positif meningkat 144 menjadi 2.296, kasus sembuh meningkat 25 menjadi 337, kasus meninggal meningkat 15 menjadi 209.

Sebelumnya, pada Minggu (17/5), dibandingkan sehari sebelumnya, kasus positif meningkat 47 menjadi 2.152, kasus sembuh meningkat 10 menjadi 312, kasus meninggal meningkat 11 menjadi 194.

PSBB III SEHARUSNYA TOTAL LOCKDOWN

Jelang PSBB III, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur harus menerapkan strategi jitu. Pilihannya total lockdown. Dan, kebutuhan dasar semua penduduk (tidak penduduk terdampak saja) kecuali pegawai negeri harus ditanggung pemerintah setempat.

Total lockdown ini jurus pamungkas menekan sebaran Covid-19. Karena jurus-jurus PSBB pertama dan kedua tidak manjur dan tidak efektif sama sekali menekan sebaran Covid-19.

Pada PSBB II muncul aturan baru surat jalan sekali pakai dari RT/RW bila warga keluar rumah. Bagi pelanggar ada sanksi kerja sosial.

Tapi aturan ini tidak terlaksana maksimal. Instruksi agar dikeluarkan surat jalan RT/RW gampang diucapkan dan disosialisasikan melalui siaran radio, tapi prakteknya ambyar. Tidak menyurutkan warga berbondong-bondong keluar rumah, meski ada sanksi kerja sosial.

Bahkan jelang Hari Raya, warga berbondong-bondong pergi ke mal-mal untuk membeli baju baru dan lain-lain. Uang yang dibelanjakan mungkin dari THR (tunjangan Hari Raya) perusahaan atau bisa jadi dari BLT (bantuan langsung tunai).

Ironis. Di saat warga disarankan stay at home dan Lebaran juga at home, kok malah keluar rumah memborong membeli baju. Apakah pada hari Idul Fitri 2020 ini mereka akan jalan-jalan keluar rumah?

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan PSBB II tidak efektif.

Dalam PSBB II di Sidoarjo juga ditemukan kluster baru di RW 12, Desa Waru, dan Desa Pepelegi. Bila Pasar Larangan dan Krian ditelusuri lebih detail, pasti ditemukan kluster lagi.

Bagaimana PSBB III? PSBB III rencananya basic lockdown di RT-RT. Tapi karena ada pergerakan, PSBB III dipastikan tidak maksimum. Sampai PSBB jilid kesepuluh pun bila tidak total lockdown, PSBB sulit mencapai hasil maksimum.

Saya termasuk pro lockdown. Dalam tulisan saya pertama di www.cowasjp.com dan www.pijaronline.net berjudul: “Satu Bulan Lockdown, Berapa Biaya Makan Penduduk Jatim?”.

Saya menghitung berdasarkan jumlah penduduk 2019 dan dibagi 5 (1 KK (kepala keluarga)=5 keluarga), maka ketemu jumlah KK.

Setiap KK kebutuhan dasar sembako per minggu Rp 150.000. Berarti satu bulan Rp 600.000. Berapa biaya sebulan lockdown? Ternyata biaya Surabaya = Rp 378 miliar per bulan. Sidoarjo = Rp 271, 49 miliar per bulan. Gresik = Rp 158,31 miliar per bulan. Total biaya lockdown se-Jawa Timur = Rp 4,76 triliun. Hitungan saya ini satu bulan lockdown.

BIAYA LOCKDOWN 14 HARI

Berapa biaya lockdown 14 hari? Ini hitungannya.

Surabaya = 630.000 KK x 300.000 = Rp 189 miliar.

Sidoarjo = 452.488 KK x 300.000= Rp 136 miliar.

Gresik = 263.862 x 300.000 = Rp 79 Miliar.

Jawa Timur = 7.939.726 KK x Rp. 300.000 = Rp 2,3 triliun.

Bila pemerintah daerah setempat fokus, saya yakin total lockdown dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua penduduk kecuali pegawai negeri bisa dilaksanakan. Harus fokus. Bila tidak, bisa ambyar.

Contoh, Sidoarjo memiliki anggaran untuk Covid-19, Rp 500 miliar. Bila di PSBB I sudah diterapkan total lockdown 14 hari, dana Covid itu mencukupi. Dana total lockdown 14 hari Sidoarjo hanya 189 miliar.

Namun karena tidak fokus, sebagian warga masih bisa bebas keluar rumah, maka hasilnya pun tidak maksimum. Padahal dana sudah cukup besar dikeluarkan. Ambyar.

Kini memasuki PSBB III, bila masih diterapkan strategi yang sama, maka hasilnya pun akan sia-sia. PSBB III harus total lockdown, bila dana masih mencukupi.

Semua aktivitas harus tutup total. Pabrik tutup total hanya dalam waktu 14 hari. Jadi seperti Hari Raya Nyepi di Bali. Tidak ada pergerakan, kecuali mobil medis, Polri, dan TNI.

Namun, kebutuhan dasar penduduk (makan) wajib ditanggung pemerintah. Bila warga keluar rumah tidak urusan darurat, dikenai sanksi denda. Itu karena pemerintah sudah mencukupi kebutuhan dasar makannya.

Ini seperti di Malaysia. Secara ringkas, semua penduduk yang menerima BLT (bantuan langsung tunai) diklasifikasi berdasat income/pendapatannya.

Yang berpendapatan RM 4.000 (= Rp 13,6 juta) ke bawah, per keluarga memperoleh BLT RM 1.600 (Rp 5,44 juta) per dua bulan.

Bila bujang memperoleh RM 800 (Rp 2,72 juta) per dua bulan.

Bila warga ke luar rumah, didenda RM 1.000 (Rp 3,4 juta). Angka konfirm Covid-19 Malaysia pun terbilang kecil. Berikut angka positif Covid di negara ASEAN.

Data Selasa 26 Mei 2020, di Malaysia yang positif 7.604 orang, yang sembuh 6.041 orang (79,44%), yang meninggal 115 orang (hanya 1,51%).

Data Sabtu 23 Mei 2020

  1. Singapura 31.068 (yang positif).
  2. Indonesia = 21.745, sembuh 5.249, meninggal 1351.
  3. Filipina 13.777.
  4. Malaysia 7.185, sembuh 5.912, meninggal 115.
  5. Thailand 3.040.
  6. Vietnam 324.
  7. Myanmar 201.
  8. Brunei 141.
  9. Kamboja = 124
  10. Laos 19.

Sumber: www.aseanbriefing.com

Bagaimana kabar terbaru lockdown di Malaysia?

Malaysia mulai menerapkan PKP (Perintah Kawalan Pergerakan) – istilah lockdown di Malaysia – pada 18 Maret 2020. Seluruh warga diminta tinggal di rumah. Semua penduduknya diberi Bantuan Prihatin Nasional (RM 1600 untuk keluarga, RM 800 untuk bujang).

MASJID MAKSIMUM 30 JAMAAH

Kini Malaysia sudah mulai relaksasi, dan menerapkan PKPB (Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat). Mall mulai dibuka. Masjid juga dibuka. Hanya syaratnya, masjid yang boleh sholat maksimal 30 jamaah.

Boleh keluar rumah berhari raya, tapi di tiap rumah maksimum 20 orang saja. PKP dan PKPB ini nanti akan berakhir pada 9 Juni 2020. Relaksasi dilakukan setelah tingkat kesembuhan mencapai lebih dari 70%. Sudah banyak yang sembuh! (Sulton/med)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top