PROBOLINGGO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Di tengah kesibukan pelabuhan yang menjadi pintu gerbang utama keluar masuknya kapal laut, kehadiran seorang tukang karcis menjadi penting untuk menjaga kelancaran proses administratif dan keamanan di Pelabuhan Mayangan. Namun, belakangan ini, sorotan jatuh pada seorang tukang karcis yang dikabarkan menggunakan kata-kata kurang sopan terhadap seorang wanita yang hendak memasuki area pelabuhan.
Peristiwa ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat yang menyoroti pentingnya etika dan profesionalisme dalam pelayanan publik, terutama dalam situasi yang melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat.
Pelayanan publik yang baik seharusnya selalu mengedepankan prinsip-prinsip etika komunikasi yang sopan dan menghargai setiap individu tanpa memandang gender atau latar belakang sosial. Seorang tukang karcis, sebagai ujung tombak dalam melayani publik di pelabuhan, memiliki tanggung jawab untuk menjaga citra positif institusi tempatnya bekerja.
Menyikapi peristiwa ini, pihak manajemen pelabuhan harus segera bertindak dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada seluruh petugas, termasuk tukang karcis, tentang pentingnya etika dalam berinteraksi dengan pengguna jasa. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
Selain itu, pendekatan yang inklusif dan mendengarkan masukan dari masyarakat juga penting dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Dengan membuka saluran komunikasi yang baik, pelabuhan dapat lebih responsif terhadap aspirasi dan harapan masyarakat terhadap pelayanan publik yang lebih baik.
Dalam konteks yang lebih luas, kejadian ini menjadi momentum untuk mengingatkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk diperlakukan dengan hormat dan layanan publik harus senantiasa mengutamakan profesionalisme dan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat.
Saat di konfirmasi Dinas UPTD Kepala UPT Pelabuhan Jadmika Supiadi S,pi. M.AP melalui Nonot angkat bicara terkait dugaan ketidaknyamanan pelayanan terhadap masyarakat yang dilakukan oleh salah satu anggotanya, dan pihaknya sudah memberikan peringatan kepada anggota nya terkait perihal tersebut.
Nonot juga menjelaskan “kejadian bermula dari padatnya aktivitas pengunjung yang datang ke tempat pelabuhan, sehingga mengakibatkan antrian yang sangat panjang, ketika ditemukan pelanggaran ada seorang wanita secara tiba-tiba menerobos masuk dengan kecepatan tinggi, sehingga terjadi cekcok antara sipengunjung dengan pihak karcis masuk pelabuhan” ujarnya
Dengan demikian, diharapkan bahwa melalui langkah-langkah perbaikan dan kesadaran bersama, pelayanan publik di Pelabuhan Mayangan dapat terus meningkatkan standar profesionalisme dan etika dalam setiap interaksi dengan masyarakat pengguna jasa. Ida Y
