SELAYAR – persbhayangkara.id SULAWESI SELATAN
Jembatan Timbang yang dibangun oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Propinsi Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu di Pelabuhan penyeberangan Bira, sebagai alat kontrol muatan angkutan barang/ logistik sebelum naik ferry terus jadi sorotan bebagai kalangan.
Desakan masyarakat terkhusus orang Selayar melalui Komisi I DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar, mengingat jembatan bergerak atau movable brigde (MB) yang menghubungkan dermaga dengan ferry kemampuanya sangat terbatas, kalau patah tidak ada lagi penyebrangan.
Hal ini disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Syamsuddin melalui pesan WhatsApp yang diterima Pers Bhayangkara , Selasa (30/3/2021).
Menurut Syamsuddin, “Atas desakan berbagai pihak dan menindak lanjuti hasil rapat dengan instansi terkait, tanggal 26 Maret 2021 mengenai penetapan jadwal penyebaran Bira – Pamatata dan pengoperasianJembatan timbang perlu disosialisasikan kepada seluru pengguna jasa.”
Lanjut Syamsuddin, Ada beberapa poin sosialisasi, Pertama, Jembatan timbang akan segera di fungsikan guna mengontrol kelebihan muatan. Kedua, Dalam pengoperasian jembatan timbang nantinya bilamana didapat tiga kali berturut turut melebihi kapasitas muatan (over load/over dimensi) maka akan dikenakan sanksi;”
“Poin Ketiga, Sanksi sebagiamana tersebut pada poin kedua di atas yaitu berupa pembongkaran muatan dengan catatan pengguna jasa menyediakan kendaraan sendiri atau dikembalikan di tempat semula.
Dan apabila tidak bersedia untuk membongkar kelebihan muatan sebagaimana dimaksud pada butir poin ketiga, maka tidak direkomendasikan memiliki tiket berpulang menyebrang,” tegas Syamsuddin. (Andi Akbar Raja)
Leave a Reply
