TASIKMALAYA – persbhayangkara.id JAWA BARAT
Adanya Aksi Solidaritas Anggota/Simpatisan Ormas Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Tasikmalaya dalam rangka menyikapi penahanan, MUHAMMAD RIZIEQ SHIHAB, oleh Polda Metro Jaya.
Adapun aksi demo tersebut dilakukan pada hari Senin,tanggal 14 Desember 2020 sekira pukul 10.00 Wib s/d 13.30.
Dengan tempat orasi di Depan Mako Polres Tasikmalaya.
Dalam aksi tersebut dipimpin oleh Korlap, Ketua DPW FPI Kabupaten Tasikmalaya, KH Sofyan Ansori, dan diikuti oleh, diantaranya
Pimpinan Ponpes Mathla’ul Anwar Sariwangi, Ust.Saeful Mikda, Ketua Brigade Thaliban wilayah Selatan Ust, Ruzhan, Ketua SBS Ust Arif ,Ormas Islam Almumtaz, Brigade Thaliban Tasikmalaya, Ormas Gibas Kabupaten Tasikmalaya, Ormas BBC Kabupaten Tasikmalaya, Biker Shubuhan Singaparna, Ormas Sapu Jagat Tasikmalaya, Komunitas Pecinta Habib Bahar, Forum Silaturahmi Santri Utara.
Dan diikuti juga para pengurus DPW FPI Kabupaten dan Kota, Tasikmalaya dan Para Ketua DPC FPI se Kabupaten Tasikmalaya, Badan Khusus, Lembaga Otonom dan Anak Organisasi DPW FPI Kabuparen Tasikmalaya
Anggota, Simpatisan , Pengikut FPI diwilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya,
Diperkirakan jumlah pendemo diperkirakan sekitar 200 Orang, dengan menggunakan perlengkapan aksi di antaranya, berupa 1 unit R6 Mobil Komando bertuliskan “THOLIBAN”
Adapun yang menjadi tuntutannya aksi mereka antara lain. Menuntut pihak Polri untuk segera membebaskan “MRS” (Imam Besarnya FPI) dari Tahanan, bahkan merekapun menyatakan diri ikut bertanggungjawab atas kasus kerumunan massa yang dipersangkakan terhadap HRS, ungkapnya.
Masih menurut faham mereka, bahwa penahanan HRS tersebut adalah sebuah kriminalisasi terhadap ulama (Ulama FPI)
Bahkan dalam orasi lainnya merekapun meminta keadilan terhadap Kepolisian atas hilangnya 6 nyawa Anggota FPI.
Masih menurut pendemo, bahwa pihak Kepolisian telah dengan seenaknya menangkap dan menahan imam besarnya mereka dengan diperlakukan seperti kriminal sedangkan para koruptor tidak demikian,
Merekapun dalam orasinya mempertanya kan kepada pihak Kepolisian, Kenapa HRS dilakukan penahanan cuma akibat kerumunan, sedangkan anak Presiden yang katanya, sudah jelas melakukan pelanggaran tidak dilakukan penahanan.
Dalam klimak aksinya, mereka mengatakan, Apabila tidak ada realisasi minggu sekarang mereka menyatakan akan kembali mengumpulkan umat islam simpatisannya untuk melakukan aksi turun kejalan kembali guna mencari keadilan, ungkap orator pendemomenegas kan.
Selama kegiatan berjalan keadaan cukup menghangat tapi tidak sampai ada kejadian diluar kendali pihak aparat kepolisian. Semua berjalan dengan cukup kondusif. 15/12/2020 Deded. Skr
