Liputan Lintas Nasional

Terkait Krisis Air Bersih di Desa Oeniko, Ini Tanggapan Ketua DPK PKPI

KUPANG – persbhayangkara.id NTT

Terkait krisis air bersih yang terjadi di Desa Oeniko Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang – NTT menuai beragam tanggapan. Salah satunya datang dari Ketua DPK Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kabupaten Kupang.

Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) PKPI Kabupaten Kupang Anselmus Djogo, Senin (23/11) via Pesan WhatsApp justru menyayangkan kondisi krisis air bersih yang terjadi itu.

Persoalan yang dialami masyarakat mestinya tidak berlarut – larut jika Pemerintahan Kabupaten Kupang termasuk Anggota DPRD bergerak cepat mengatasi persoalan itu.

Ia mengatakan, Dana aspirasi yang diberikan pada setiap anggota DPRD dan tertuang dalam APBD setiap tahun, mestinya digunakan untuk mengatasi persoalan emergency dan menjadi prioritas untuk segera dituntaskan.

“harusnya tidak terjadi seperti itu karena setiap tahun ada dana Inisiatif untuk tiap Anggota DPRD yang di siapkan dalam APBD Kabupaten Kupang dan harusnya Dana tersebut bisa di atur mana yang Prioritas,”Ujarnya via Pesan WhatsApp.

Contohnya anggota DPRD Kabupaten Kupang asal PKPI, dana aspirasi tiap tahunnya tersembunyi rapat – rapat hingga tidak diketahui oleh Parpol. Penggunaan dana aspirasi pun kabur dengan alasan yang dikemukakan untuk konstituen dan pemanfataanya tidak tepat sasaran.

Persoalan krisis air bersih yang terjadi di Desa Oeniko dan desa – desa lain di Kabupaten Kupang bukan baru pertama kali terjadi, ini masalah lama yang sering kali dialami oleh masyarakat.

Masalah ini kata dia harus menjadi perhatian DPRD dalam menyusun APBD, masalah demikian harus jadi prioritas dan bukan malah memberi jawaban tidak ada dana.

“Ini kan masalah sudah lama yang masyarakat alami, bukan baru sekarang ketemu masalah ini dan harusnya Dewan memprioritaskan masalah ini dalam APBD bukan jawab tidak ada Dana,”Ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, akibat kemarau panjang, Desa Oeniko Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang – NTT kini mengalami krisis air bersih. Bahkan untuk kebutuhan sehari – hari, warga terpaksa membeli air bersih.

Sejak bulan Juli 2020, sekitar 244 Kepala Keluarga atau 946 jiwa warga Desa Oeniko terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp. 10.000 per 3 jegigen ukuran 20 liter.

Anehnya, baik pemerintah Desa Oeniko maupun pemerintah Kabupaten Kupang masih menutup mata, hingga hari ini belum ada langkah antisipasi mengatasi situasi emergency ini.

“Kami sudah beli air sejak bulan juli, Kepala Desa juga beli air tapi dia (Kades-red) seperti diam saja,”Ujar warga Desa Oeniko yang enggan namanya disebut, Minggu (22/11) di Kupang.

(Yustaf Siki/Tim)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top