BOJONEGORO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Perhutani KPH Bojonegoro, memang memiliki berbagai jenis tanaman produktif, selain tanaman utama ‘kayu jati’. Akan tetapi di musim tanam 2020,dalam hal ini BKPH Deling juga sebagian hutannya akan ditanami tanaman ‘biomasa jenis kaliandra’.
Asper / KBKPH Deling Karianto, S.Hut, di dampingi beberapa staf, diantaranya Dimyati (KRPH Klino), Lutomo (Kaur TU), Hadi Nursamto (TU) Pudiono (TU ), Suratman (Polhut), Luk Widarto (Mandor Tanam), menjelaskan bahwa,,BKPH Deling punya tiga RPH diantaranya RPH Deling (KRPH Dimyati), Deling ( KRPH Kundori), Pragelan Selatan (KRPH Sudiyoko), dibantu masing masing RPH 2 polhut. Tingkat kerawanan rata rata kondusif, “Dan masih ada produksi tebangan di tahun ini / panenan walau sedikit, dan belum di mulai tebangan, semoga cuaca terang kendaraan angkut bisa masuk”, harap Asper Karianto, S. Hut. Yang juga beristri Pegawai Perhutani .
Lebih Lanjut,,Asper kelahiran Padang (Sumatera Barat), menjelaskan bahwa musim tanam 2020, BKPH Deling sesuai perintah Pimpinan (Adm/KKPH Bojonegoro), yakni kemungkinan besar adalah mayoritas jenis tanaman Kaliandra. Untuk berapa tahun panen, kegunaan hasil dari tanaman tersebut, serta nilai jual, itu belum tahu persis, karena belum disosialisasi secara kongkrit, untuk petugas dilapangan dalam hal ini BKPH diperintahkan untuk persiapan lahan siap untuk tanaman kaliandra, kami siapan. ‘monggo konfirmasi pada beliaunya Bapak Adm/KKPH’. Setahu kami, kalau Kaliandra, perawatan mudah, mudah tumbuh, tahan hama, cosh lebih rendah, keamanannya lebih ringan di bandingkan dengan jenis Jati, Mahoni. (Jenis kayu perkakas meubel/rumah). Tentunya pimpinan lebih perhitungan lagi, dibanding tanaman dengan resiko tinggi. Tapi karena SPK belum turun, maka ceritanya begitulah, kira kira..hhhhh”, papar Asper Alumni IPM.
Sedangkan tegakan yang siap di tebang dengan kondisi sudah teresan, yakni jenis tebangan ‘A-2’, di petak 82 a, target 203,927 m3 (meter kubik), dan fokus keamanan lagi yakni petak 197 a, tanaman jati KU-3 tanaman tahun 2007, luas 11,50 ha (hektar), rawan karhutla, sedangkan rawan pencurian JPP petak 191a, 191d, tanaman tahun 2002 luas 22,9 KU 4, luas 13,30 tanaman tahun 2007 KU 3. Tanaman jati berasal dari biji (plances), lebih diminati oleh pencuri, dari pada tegakan dari stek pucuk. Karena bibit dari stek kwalitasnya kurang bagus, serat kasar mudah patah. Lain dari JPP yang kwalitas nya bagus dari stek”.
“Kami bersama pak mantri, polhut, mandor, sesuai apa yang disampaikan oleh bapak Adm, yakni semua personil perhutani adalah polter, maka upaya menghadapi musim orang punya hajatan yakni selalu mengantisipasi selain patroli rutin, juga membangun komsos dengan tokoh masyarakat,termasuk mengharmoniskan hubungan kemitraan dengan LMDH.Mengingat hutan tidak dipagar tembok atau pagar besi, bisanya bersosialisasi dan menjaga sebagai tanggung jawab sebagai petugas perum Perhutani, walaupun istri sebagai pegawai perhutani KPH Cepu Devisi Regional Jawa Tengah, namun juga selalu aktif di kegiatan urgent, karena juga sebagai ketua Yayasan tingkat BKPH”,ulas Asper Deling Karianto, S.Hut.
“Untuk monitoring hari dari Divre Jatim yakni jenis tanaman ‘biomasa’ clirisidi di RPH Pragelan Selatan.
Sedangkan KRPH Klino, Dimyati menambahkan bahwa di BKPH deling ada LMDH sebanyak 4 LMDH.
Sebagai pelaksana Tugas Adm/KKPH, di tingkat BKPH, harapannya tentunya Sinergy pada sesama petugas, tanaman sukses, keamanan sukses, produksi sukses. Hal phinisman, bila ada anak buah nakal yakni SK Direksi nomor 001: tentang kedisiplinan, kepegawaian. Dan untuk staf di BKPH Deling kami juga memberikan apresiasi tingkat kepatuhan, kedisiplinan, kekompakan, terjalin komunikasi sesama internal BKPH , jiwa korsa rimbawan tinggi.
Untuk tanaman ‘Kaliandra’ nantinya di RPH pragelan.”lanjut Asper Deling.
Administratur (Adm/KKPH) Bojonegoro Dewanto, S.Hut.MSc. Hingga berita ini terkirim, masih sibuk dengan tamu dari Divre Jatim, keterkaitan monitoring tanaman 2019.”Waah..konfirmasi hari ini, saatnya belum tepat, karena kesibukan beliau full”, kata staf. (zl/ko)
