SIDOARJO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Kurang nya persiapan serta tanggung jawab seorang ketua dalam pembagian bansos,BLT serta PKH di Desa Penambangan ,Kecamatan balongbendo Kabupaten Sidoarjo, dalam hal ini Sanah, warga dusun kedungsari desa penambangan kecamatan balongbendo kabupaten sidoarjo, sehingga kini terjadi gejolak karena dalam mengambil data warga yang layak mendapatkan bantuan tidak sesuai kreteria,
Sikap Sanah bahkan terkesan tebang pilih ,tak cukup masalah itu saja,berdasarkan informasi dari salah satu warga yang tidak mau di sebut nama nya mengatakan, pernah salah satu pemegang kartu JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional ) itu meninggal dunia, kartu JKN warga yang meninggal itu di ambil oleh Sanah, tanpa rasa berdosa kartu tersebut tidak di kembalikan ke pihak kecamatan, malah di kuasai buat kepentingan pribadi, itu kan dana bantuan dari pemerintah buat warga miskin.
Akibat perilaku ketua kelompok yang terkesan arogan serta tebang pilih dalam mencari data warga yang layak mendapatkan bantuan dari pemerintah ,sehingga banyak warga yang mencurahkan perasaan nya lewat media sosial, karena sulit mendapat BLT (Bantuan Langsung Tunai),bansos serta PKH, ini patut menjadi perhatian kita bersama.
Dalam hal ini media pers bhayangkara berharap ada tindakan dari Pemkab Sidoarjo, atau aparat kepolisian,minimal ada tindakan tegas,lugas,adil dari Forpimka Kecamatan Balongbendo,khusus nya buat Pemerintahan Desa Penambangan kecamatan balongbendo kabupaten Sidoarjo,yang seenaknya sendiri berbuat semaunya tanpa melihat warga masyarakat miskin.

“ini jeritan suara hati semua warga, yang telah di rugikan oleh ulah oknum Pemerintahan Desa Penambangan, kecamatan balongbendo, kabupaten Sidoarjo, ia sangat berharap ada bantuan. Sudah tak tertahan rasa nya batin ini mau berontak ujar mamad, saya belum pernah sama sekali mendapat bantuan dari Pemerintah, sekarang ini, saya berharap dalam menentukan mendata penerima bantuan,Pemdes Penambangan tidak adil dan merata,ini harus supaya di betulkan lagi, biar warga tidak bergejolak serta masyarakat menjadi kondusif,ucap Mamad.
“Perihal lain lagi,adanya pandemi wabah virus corona banyak warga yang terkena dampak nya, banyak warga tidak bekerja lagi,”sedangkan setiap hari nya butuh biaya dalam menghidupi keluarganya,ujar ambon kepada awak media, ketika ditemui di rumahnya, Sabtu (09/05/2020).
Menurut ambon,persoalan hidup makin sulit, itu biasa. Tetapi, kali ini, saat pandemi Covid-19, beban hidupnya semakin berat. Ketika ada kabar pemerintah akan membantu rakyat miskin, maka warga pun berharap dapat kecipratan bantuan tersebut, tapi bantuan itu hanya Omdo belaka.
“Bahkan warga kini memberanikan diri minta bantuan sembako, karena selama ini warga Rt 15/ Rw 03 ada sebagian yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan warga yang tidak mendapat bantuan memberanikan diri tanya kepada RT sampai ke Pamong Desa,tapi apa jawabnya “Tunggu Daata dari Provinsi itu pak, jawab salah satu pamong, Lha ini kok tidak tepat sasaran yang dapat bantuan sosial ,malah orang yang kecukupan dari segi materi nya mendapat kan bantuan dari pemerintah, terus bagian saya kapan? Saya butuh sekarang buat makan katanya,cepat mana? ujar Sakri, ini saya lakukan dengan terpaksa, karena saya sudah jadi pengangguran, Dan saya tidak pernah mendapat bantuan pemerintah, saya berharap serta menunggu bantuan itu,” tegasnya.(Barkah/Sulton)
