Liputan Lintas Nasional

Dampak Covid-19 Usaha Sektor Perikanan Alami Kelesuan

TRENGGALEK – persbhayangkara.id JAWA TIMUR

Pandemi wabah penyakit virus corona atau Covid-19, menghantam perekonomian di segala lini usaha.

Tidak hanya internasional, namun sektor lokal pun mengalami imbasnya.

Sektor Perikanan pun juga tak terbendung, pasar lesu dan harga turun.

Baik perikanan budidaya dan perikanan tangkapan, mengalami kelesuan dikarenakan permintaan turun, untuk tujuan utama pasar di Jawa Tengah.

Data yang diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, penurunan harga rata-rata berkisar 10%-50%.

Untuk perikanan budidaya (lele, gurami, dan patin), harga turun sekitar 10%.

Di sektor ikan tangkapan laut (tongkol dan tuna) saat produksi tinggi, harga turun sekitar 30%-50%.

Sementara yang bisa diharapkan dari harga ikan hasil tangkapan nelayan adalah ikan layur.

Bisa menembus di harga IDR 45.000/kg, saat memasuki awal musim layur.

Kebijaksanaan pencegahan penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Trenggalek, dan diperkuat dengan Surat Ketetapan Bupati Trenggalek Nomor 360/422/406.029/2020 tertanggal 26 Maret 2020, memberlakukan protokol kesehatan.

Social distancing dan physical distancing adalah anjuran dari Pemerintah Pusat.

Berimbas kepada kelesuan usaha di segala sektor.

Penurunan pendapatan yang sangat signifikan dirasakan oleh pekerja informal, pedagang kecil, ojek, dan lain-lain.

Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Ir. Cusi Kurniawati, M.Si, membenarkan hal tersebut.

“Yang saya khawatirkan adalah saat produksi di hulu masih jalan, harga semakin turun karena daya serap pasar berkurang,” ujar Cusi.

Ketika di laut masih ada ikan, maka nelayan pun masih menangkap.

Hasil tangkapan nelayan yang melimpah, maka akan dimasukkan ke cold storage lokal, diolah menjadi pindang, ikan asap, dan lain-lain.

Namun, pasar ikan hasil pemindangan dan hasil pengasapan lesu karena permintaan berkurang. Permintaan pasar lokal terbatas, sehingga tidak terserap.

Banyak sektor pariwisata, jasa perhotelan, usaha kuliner yang tutup, menyebabkan harga turun.

Untuk pengolah ikan asap skala kecil di tempat wisata lokal, tutup total.

Salah satu alternatif penyerapan pasar adalah memasukkan komoditas ikan ke dalam paket Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT), bantuan sosial dari Pemerintah. Hal ini sedang dikoordinasikan antara Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek dengan Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek.

Disamping itu juga mengupayakan agar ikan masuk dalam paket Kartu Penyangga Ekonomi (KPE), yang saat ini baru diluncurkan oleh Pemkab Trenggalek.

“Harapan kami sebagai stake holder bidang perikanan, bagaimana pasar menyerap lebih banyak agar harga kembali stabil. Agar masyarakat perikanan kembali kepada kehidupan sosial ekonomi yang normal,” tambah Cusi.

“Mereka pun berharap ada kelonggaran atau relaksasi angsuran kredit dari pihak Bank. Karena mereka mendapatkan modal rata-rata dari pinjaman Bank,” pungkas Cusi.

(budi)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Populer dalam 30 hari

To Top