PROBOLINGGO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Pada Jumat malam, 15 November 2024, Gedung Widya Harja di Jalan Panjaitan No. 60 Probolinggo menjadi saksi berlangsungnya Debat Pilwali kedua. Acara ini dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo, dihadiri oleh perwakilan Forkopimda, lima panelis terpilih, Ketua KPU beserta staf, dan tentunya para calon walikota serta wakil walikota.
Debat ini tidak hanya menjadi ajang untuk memaparkan visi dan misi, tetapi juga untuk menjaring aspirasi publik melalui penyampaian yang langsung dan tidak langsung.
Pelaksanaan debat dimulai sekitar pukul 19.35 WIB dan berlanjut hingga 23.10 WIB. Dengan tema besar mengenai pengembangan sektor ekonomi kreatif, KPU berupaya menunjukkan bagaimana strategi ini dapat berlangsung untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi generasi muda di kota ini.
Dalam kesempatan itu, Ketua KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal, menegaskan, “Kami memilih tema ini dengan memperhatikan data demografi, di mana sekitar 56% penduduk Kota Probolinggo adalah pemuda berusia antara 18 hingga 40 tahun.”
Debat kali ini semakin menarik saat calon wakil walikota berbicara langsung tentang upaya mereka dalam mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka saling beradu gagasan, mengusulkan bantuan modal yang lebih besar bagi pelaku UMKM agar dapat bersaing di era yang semakin kompetitif. Para calon menunjukkan bahwa meningkatnya perekonomian kota sangat bergantung pada kreativitas serta inovasi dari sektor ini.
Salah satu calon menyoroti pentingnya mengintegrasikan destinasi wisata dengan acara hiburan seperti Semipro yang akan diselenggarakan setiap tiga bulan.
“Dengan memfasilitasi event-event semacam ini, kami yakin dapat meningkatkan daya tarik wisatawan dan menggenjot pendapatan lokal,” ungkapnya dalam sesi debat. Pendekatan serupa dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Kota Probolinggo.
Radfan Faisal Ketua KPU Kota Probolinggo
Keberadaan panelis yang berpengalaman menambah nuansa diskusi, dengan setiap panelis memberikan pertanyaan yang mendalam dan tepat sasaran kepada para kandidat. Interaksi yang intens di antara calon dan panelis membuat debat kali ini terasa lebih hidup dan informatif. Para calon dituntut tidak hanya untuk menjawab tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Debat ini juga mengedepankan interaksi langsung dengan audiens yang hadir, memberikan kesempatan bagi warga Probolinggo untuk mengajukan pertanyaan seputar visi misi yang diusung oleh para calon. Tanggapan para calon atas pertanyaan publik menjadi indikator seberapa baik mereka memahami kebutuhan masyarakat dan mampu menjawab tantangan yang dihadapi.
Keterlibatan media, seperti siaran langsung di iNews Jawa Timur, memperluas jangkauan audiens, sehingga masyarakat yang tidak hadir secara fisik dapat tetap mengikuti jalannya debat. Media menjadi jembatan penting dalam menyampaikan informasi dan mengedukasi publik mengenai setiap kandidat dan program yang ditawarkan.
Dengan dua debat yang telah berlangsung, semua mata kini tertuju pada debat terakhir pada 21 November mendatang. Apakah debat tersebut akan semakin memperkuat pesan misi dan visi para kandidat? Ataukah akan ada kejutan baru yang mampu mengubah peta dukungan masyarakat?
Seluruh elemen masyarakat berharap agar kompetisi ini tidak hanya berhenti pada pertarungan gagasan, tetapi juga berlanjut pada realisasi program yang membawa manfaat nyata bagi Kota Probolinggo dan masyarakatnya.
Debat menjadi sarana bagi pemilih untuk lebih mengenal calon pemimpin mereka, serta menilai capaian yang ambisius untuk masa depan kota.
Menuju pemilihan, harapannya, setiap calon dapat terus menyampaikan ide-ide konstruktif serta mampu menyatukan aspirasi publik demi terwujudnya Kota Probolinggo yang lebih sejahtera.
IDA Y