SIDOARJO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Sebanyak 75 orang korban lahan tanah Gogol desa Cemengkalang merapatkan barisan perlahan demi perlahan, ketua paguyuban bersama rekan akan komitmen berjalan seirama menghancurkan tembok yang menghalanginya, semua itu demi suatu upaya perjuangan memperebutkan kembali lahan tanah haknya yang tercaplok oleh Pemkab Sidoarjo, Hari Rabu tanggal 16/10/24 meeting kekompakan dalam kubu korban Gogol lahan tanah di mulai.
“Ketua Paguyuban korban lahan tanah Gogol senantiasa berkolaborasi menginstruksikan kepada rekan setimnya rapatkan barisan.
Lanjut Ketua paguyuban menyampaikan, memang sangat penting saling bersinergi dan kompak sesama korban warga Gogol, dan inipun juga demi masa depan nasib kami perihal lahan tanah milik kami, dalam kolaborasi warga korban Gogol, usut punya usut kantor kelurahan desa Cemengkalang, sampingnya lagi puskesmas urang agung, dan sampingnya lagi sekolah SDN itu ternyata diduga milik warga masyarakat korban Gogol.
Masih lanjut, bangunan pekarangan tersebut mulai berdiri sekitar tahun 1970 kala itu, dengan alasan dalih pegawai kantor Cemengkalang meminjam lahan tanah korban Gogol untuk kepengurusan surat surat yang baru, disitulah dalil tersebut berbunyi dan muncul sebuah bangunan yang kokoh berdiri.
“Sekarang ketiga bangunan itu tampak anggun nan cantik, lalu bagaimana cara merawatnya hingga bagus dengan dugaan memakai anggaran APBD atau dana PAD, dalam setiap tahunnya??.
Korban warga masyarakat Gogol sudah hearing bersama Ketua DPRD/Ketua komisi A anggota DPRD kabupaten Sidoarjo sebanyak 4 kali namun tidak ada juknist PP petunjuk dan arahan dari pimpinan DPRD kabupaten Sidoarjo kala itu yang menyatakan bahwa lahan tanah sebesar 1.2 H di nyatakan akan kembali ke warga masyarakat Gogol, namun kenyataannya tanpa ada kabar serta petunjuk secuil pun.
Semoga nasib korban warga masyarakat Gogol mulai di bukakan oleh Sang Maha kuasa, berkas pelaporan ke Kejaksaan Sidoarjo akan segera di laksanakan proses pemanggilan satu per satu oleh pihak kejaksaan, dan semoga pula oknum oknum yang bermain di lahan tanah warga masyarakat Gogol juga bisa diketemukan.
Alhasil Tokoh Pemuda masyarakat Desa Sruni Bung Heriyaman Sumantri yang juga praktisi partai politik menambahkan, kasus korban warga Gogol Desa Cemengkalang ini sudah hampir 4/5 tahun dalam pendampingan saya, dan kami sangat kasihan dan miris melihat nasib bapak bapak/ibu ibu manula yang di duga lahan tanahnya belum menemukan nasib yang jelas.
Saya berharap nantinya Cabup-Cawabup terpilih segera bisa membantu memecahkan nasib warga Gogol Desa Cemengkalang yang kasusnya sekolah olah seperti tenggelam dalam mata Pemkab Sidoarjo, “Ingat wahai para pejabat sekarang bapak-ibu masih berdinas tapi masih ada jiwa slintutan, tapi bagaimana bila kita sudah purna dan hukum karma mengancammu, bekal akhirat yang kita bawa belum cukup menghapus semua dosa dosa kita ke hadirat Sang Khaliq, imbuhnya. Sulton