SITUBONDO – persbhayangkara.id JAWA TIMUR
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono saat mengukuhkan anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) pada upacara Apel Siaga di Hotel Sidomuncul II, Situbondo, Sabtu, (29/10/2022).
Surabaya, Sekretaris Daerah (Sekdaprov) Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono meminta kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana Taruna Siaga Bencana (Tagana) dalam menghadapi perubahan iklim ekstrim yang tidak dapat diprediksi semakin aktif dan ditingkatkan.
Pesan itu mengemuka setelah Sekdaprov Jatim Adhy Karyono mengukuhkan 400 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dalam upacara Apel Siaga dalam rangka pembinaan Tagana Provinsi Jatim di Hotel Sidomuncul II, Situbondo, Sabtu, (29/10/2022).
Untuk informasi, Pengukuhan 400 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dalam upacara Apel Siaga dalam rangka pembinaan Tagana Provinsi Jatim, ditandai dengan penyematan topi yang dilakukan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono kepada perwakilan Tagana.
Pada kesempatan tersebut, Adhy – sapaan akrabnya mengatakan, ingin bersilaturahim sekaligus mengundang Dinas Sosial, Koodinator dan Petugas Posko Tagana di 38 Kabupaten/Kota dalam rangka implementasi program penanganan bencana bidang perlindungan sosial Provinsi Jawa Timur.
“Jadi, harus ada koordinasi untuk menyamakan kesepahaman secara berkesinambungan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kab/Kota dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.
Disampaikan Adhy, ada beberapa poin penting agar percepatan penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial di Provinsi Jawa Timur dapat terwujud. Pertama, membangun upaya mitigasi kesiapsiagaan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana guna ketahanan sosial masyarakat dari ancaman resiko bencana.
Kedua, mendukung upaya percepatan laporan kejadian bencana yang koordinatif antara pusat dan daerah sebagai bahan analisa kebutuhan dalam layanan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana.
Ketiga, melakukan sinergitas pelaksanaan klaster nasional perlindungan sosial pengungsian dan layanan dukungan psikososial sebagai intervensi dari pemulihan sosial korban bencana. Keempat, melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas terhadap Tagana dalam fase penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial di daerah masing-masing.
“Berkaitan dengan poin-poin diatas, maka perlu ada sinergitas koordinasi antara Provinsi maupun Kab/kota untuk meningkatkan keaktifan Tagana melalui kegiatan Posko sebagai upaya percepatan laporan dalam menentukan langkah kebijakan penanganan bencana yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Sejauh ini, kata Adhy, Pemerintah Daerah, Dinas Sosial dan Tagana kab/kota se Jawa Timur telah membantu Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan tugas kemanusiaan membantu dalam penanganan bencana di kabupaten/Kota masing-masing.
“Hal itu sudah dibuktikan saat percepatan penanganan bencana Awan Panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, dan bencana banjir, tanah longsor di beberapa daerah, yakni Kab. Malang, Trenggalek, Blitar, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Gresik, Pacitan, Ponorogo,” urainya.
Agar kinerja Tagana bekerja secara maksimal, Adhy menyampaikan pesan Gubernur Khofifah agar menambahkan alokasi anggaran untuk penanganan bencana. Salah satunya adalah insentif tagana dari jumlah 1.600 menjadi 1.900 Tagana serta insentif bagi FK Tagana Provinsi dan Koordinator Tagana, Petugas Posko Tagana 38 kab/kota. Disamping itu untuk perlindungan kepada Tagana Provinsi Jawa Timur dalam menjalan tugas, telah diikutsertakan kepesertaan BPJSTK BP Jamsostek.
“Berkaitan dengan apresiasi tersebut, saya berharap sinergitas koordinasi antara Pemerintah Provinsi, dan Kab/Kota semakin meningkatkan peran serta Dinas Sosial dan Tagana dalam penanganan bencana di Provinsi Jawa Timur,” tegasnya.
Lebih lanjut, diperlukan pembinaan Tagana secara berkelanjutan dalam rangka kesiapsiagaan Layananan Dukungan Psikososial pada fase Pra bencana, saat bencana dan Pasca Bencana. Salah satu kegiatan yang sudah dilakukan adalah Tagana Masuk Sekolah (TMS). “Ini sudah di uji cobakan SOP Tim Sekolah Aman Bencana di 20 sekolah di Kabupaten Situbondo, Banyuwangi, Jember, Malang, Pasuruan, Sidoarjo, Pacitan, Bojonegoro dan Tuban,” pungkasnya.
“Ke depan TMS mulai merambah ke pondok pesantren dengan tujuan mengedukasi kesiapsiagaan bencana alam kepada santriwan dan santriwati,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Alwi mengaku, tahun ini ada sekitar 400 Tagana baru. Penambahan ini dilakukan mengingat Provinsi Jatim rawan bencana alam. “Kehadiran tenaga relawan sosial sangat diperlukan,” katanya.
Nantinya, 400 anggota Tagana yang baru dikukuhkan akan diberi pelatihan secara maksimal dan intensif. Tujuannya, mengupgrade skill mereka saat menghadapi bencana alam. “Selain itu, kalau ada bencana peran tagana menyiapkan logistik dapur umum dan melakukan trauma healing kepada korban,” tandasnya.
Adapun di akhir pengukuhan anggota Tagana, Sekdaprov Jatim didampingi, Sekda Kabupaten Situbondo, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim serta jajaran OPD Kab. Situbondo menyerahkan bantuan berupa 200 paket sembako dan 200 paket sandang kepada 11 ex korban bencana di Kab Situbondo. Selanjutnya menyerahkan piagam penghargaan kepada 20 sekolah yang mendukung kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS). Terakhir secara simbolis menyerahkan 1.900 sertifikat kepada perwakilan Tagana yang sudah melakukan pemantapan latihan di Provinsi Jatim. (non/sulton